Swollen Head Syndrome (SHS) adalah salah satu penyakit yang menyerang ayam dan unggas lainnya, terutama di peternakan dengan kepadatan tinggi. Penyakit ini ditandai dengan pembengkakan kepala dan masalah pernapasan, yang berdampak pada kesehatan unggas dan produktivitas peternakan. Penyebab utama SHS adalah infeksi Avian Metapneumovirus (AMPV), yang seringkali diperparah oleh infeksi sekunder oleh bakteri seperti Escherichia coli. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang virus SHS, gejala, penyebaran, dan langkah pencegahan.
—
Apa Itu Virus SHS?
Virus SHS adalah istilah umum yang merujuk pada Avian Metapneumovirus (AMPV), agen penyebab utama Swollen Head Syndrome. Virus ini termasuk dalam keluarga Paramyxoviridae dan memiliki genom RNA beruntai tunggal negatif. Virus AMPV sangat menular dan menyerang sistem pernapasan unggas.
Karakteristik Virus SHS (AMPV):
Genus: Avulavirus
Host utama: Ayam, kalkun, dan unggas lainnya.
Transmisi: Virus menyebar melalui udara (droplet), kontak langsung antara unggas yang terinfeksi, atau melalui kontaminasi pada peralatan dan lingkungan kandang.
Subtipe Virus: Terdapat empat subtipe utama AMPV (A, B, C, dan D), yang masing-masing memiliki tingkat keparahan berbeda.
—
Gejala Penyakit SHS
Unggas yang terinfeksi virus SHS menunjukkan beberapa gejala klinis, baik ringan maupun berat, tergantung pada virulensi virus dan kondisi lingkungan. Berikut adalah gejala utama:
1. Gejala Pernafasan:
Kesulitan bernapas.
Batuk dan bersin.
Keluarnya cairan dari hidung (ingus).
2. Pembengkakan Kepala:
Area sekitar mata, sinus, dan wajah membengkak.
Kondisi ini paling khas pada SHS.
3. Penurunan Produksi Telur:
Pada ayam petelur, produksi telur menurun secara drastis.
Kualitas telur menurun (kulit telur lebih tipis atau abnormal).
4. Lainnya:
Penurunan nafsu makan.
Kelemahan dan lesu.
—
Dampak Penyakit SHS pada Peternakan
Kerugian Ekonomi:
Penurunan berat badan pada ayam pedaging.
Penurunan kuantitas dan kualitas telur pada ayam petelur.
Kematian unggas, meskipun tingkat mortalitas umumnya rendah (kecuali terjadi infeksi sekunder).
Penyebaran Cepat:
Virus AMPV dapat menyebar dengan cepat dalam peternakan dengan ventilasi buruk atau manajemen biosekuriti yang lemah.
—
Cara Penularan Virus SHS
Virus SHS menyebar melalui:
1. Droplet Udara: Aerosol dari unggas terinfeksi dapat menginfeksi ayam sehat.
2. Kontak Langsung: Antara unggas yang sehat dan sakit.
3. Kontaminasi Peralatan: Pakan, air minum, kandang, dan peralatan yang terkontaminasi virus.
4. Unggas Liar atau Manusia: Virus juga dapat dibawa oleh unggas liar atau manusia yang tidak mengikuti protokol kebersihan.
—
Pencegahan dan Pengendalian SHS
1. Vaksinasi:
Vaksinasi terhadap AMPV adalah langkah utama dalam pencegahan SHS. Vaksin tersedia dalam bentuk hidup atau inaktif.
Vaksinasi dini pada anak ayam (DOC) penting untuk melindungi unggas sejak awal.
2. Biosekuriti:
Menjaga kebersihan kandang, peralatan, dan lingkungan sekitar.
Mencegah kontak unggas peliharaan dengan unggas liar.
3. Manajemen Kandang:
Pastikan ventilasi yang baik untuk mengurangi stres pernapasan.
Hindari kepadatan unggas yang terlalu tinggi.
4. Pengobatan Infeksi Sekunder:
Jika terjadi infeksi bakteri sekunder seperti E. coli, antibiotik dapat diberikan sesuai anjuran dokter hewan.
5. Isolasi Unggas Sakit:
Unggas yang menunjukkan gejala harus segera diisolasi untuk mencegah penyebaran penyakit.
Kesimpulan
Virus SHS atau Avian Metapneumovirus (AMPV) adalah ancaman serius bagi peternakan unggas, terutama dalam kondisi lingkungan yang buruk. Penyakit ini menyebabkan kerugian ekonomi besar akibat penurunan produktivitas dan kualitas unggas. Pencegahan melalui vaksinasi, biosekuriti, dan manajemen kandang yang baik adalah langkah kunci untuk mengendalikan penyebaran virus ini. Dengan upaya pencegahan yang tepat, dampak negatif dari penyakit SHS dapat diminimalkan.