Telur yang dicuci dengan air lebih rentan membusuk karena proses pencucian dapat merusak lapisan pelindung alami yang disebut kutikel atau bloom. Kutikel ini adalah lapisan tipis yang melapisi cangkang telur dan berfungsi sebagai penghalang alami untuk mencegah masuknya bakteri dan kelembapan ke dalam telur. Berikut adalah alasan detailnya:
—
1. Lapisan Kutikel Hilang
Ketika telur dicuci, terutama dengan air yang terlalu panas atau dingin, kutikel bisa larut atau terkelupas.
Tanpa kutikel, pori-pori pada cangkang telur menjadi lebih terbuka, sehingga bakteri dan udara dari lingkungan lebih mudah masuk ke dalam telur.
—
2. Risiko Kontaminasi Bakteri
Jika air yang digunakan untuk mencuci tidak bersih, bakteri seperti Salmonella dapat masuk melalui pori-pori cangkang.
Bahkan jika airnya bersih, suhu air yang tidak tepat (terlalu dingin) bisa menyebabkan isi telur menyusut dan menarik bakteri dari luar cangkang ke dalam.
—
3. Kehilangan Kelembapan
Lapisan kutikel juga membantu mencegah penguapan kelembapan dari dalam telur. Tanpa lapisan ini, telur kehilangan kelembapan lebih cepat, yang mempercepat proses pembusukan.
—
4. Kondisi Lingkungan Lebih Berpengaruh
Telur tanpa kutikel lebih sensitif terhadap kondisi penyimpanan, seperti suhu dan kelembapan.
Jika tidak disimpan di kulkas, telur yang dicuci cenderung membusuk lebih cepat dibandingkan telur yang belum dicuci.
—
Cara Aman Menangani Telur
1. Simpan Telur Tanpa Dicuci
Jika telur terlihat kotor, sebaiknya bersihkan dengan kain kering atau amplas lembut, bukan dengan air.
2. Cuci Tepat Sebelum Digunakan
Jika perlu mencuci telur, lakukan segera sebelum memasaknya, bukan sebelum disimpan.
3. Gunakan Air Suam-Suam Kuku
Jika mencuci telur, gunakan air yang sedikit lebih hangat dari suhu telur untuk mencegah bakteri masuk ke dalam melalui pori-pori.
—
Dengan memahami pentingnya lapisan kutikel, Anda bisa lebih berhati-hati dalam menangani telur untuk menjaga kesegarannya lebih lama dan menghindari risiko kontaminasi.